trai

Wednesday, October 1, 2014

Surat "CINTA" dari Malaysia

Kondisi Kota Pontianak
Akhir-akhir ini, kota Pontianak punya pemandangan baru. Iya pemandangan baru dengan udara yang terasa sesak untuk dihirup karena dipenuhi asap putih hasil dari kebakaran lahan gambut di sekitaran kota Pontianak. Hal ini sangat mengganggu kondisi kesehatan masyarakat. Di sisi lain, pengendara kendaraan juga terganggu karena jarak pandang semakin terbatas. Gangguan ini terasa amat sangat mengganggu untuk pengendara motor (terutama saya). Ini pasti juga dirasakan oleh negara tetangga yaitu Malaysia.
Kebakaran hutan atau lahan gambut bukan baru sekali ini saja. Kejadian ini sudah sering terjadi dan terjadi lagi untuk kesekian kalinya pada tahun ini (2014.red). Berbagai macam alasan terjadinya kebakaran hutan atau lahan gambut. Mulai dari kebakaran lahan yang disebabkan kemarau atau kekeringan yang sangat panjang dengan cuaca panas yang ekstrim sampai dengan kebakaran lahan yang memang disengaja dibakar oleh oknum-oknum tertentu untuk membuka lahan perkebunan sawit. 
sebaran titik api per provinsi
Dari hasil penelusuran saya dilaman bnpb.go.id, hotspot (titik api) yang terpantau menurut satelit NASA sebanyak 1006 titik api dan pulau Kalimantan yang memiliki hotspot (titik api) sangat banyak dibandingkan dengan pulau lain. 
sumber: bnpb.go.id
Untuk kalimantan saja titik api menurut pemantauan satelit NASA sebanyak 717 titik api yang terpantau sesuai data pertanggal 23 September 2014. Dari 717 titik api yang terpantau, Kalimantan Tengah mempunyai 370 titik api, Kalimantan Barat 153 titik api, Kalimantan Selatan 126 titik api, dan Kalimantan Timur sebanyak 68 titik api. 
Banyaknya titik api tersebut diakibatkan pembakaran lahan oleh perusahaan-perusahaan yang membuka lahan perkebunan baru ataupun masyarakat yang membuka lahan baru. Hal ini semakin diperparah lagi dengan kondisi kemarau yang berkepanjangan yang mengakibatkan cuaca panas ekstrim akhir-akhir ini serta tidak pernah turunnya hujan dan angin yang mengarah ke negara tetangga. Pergerakan angin juga mendukung penyebaran atau pengiriman asap ke negara tetangga. Hal ini makin diperparah dengan hasil pencitraan satelit mengenai mudah atau tidaknya terjadi kebakaran terutama di Kalimantan Barat ditinjau dari analisa parameter cuaca selama 7 (tujuh) hari ke depan. Jika hasil observasi dan perkiraan BMKG dan BNPB tersebut benar, maka cuaca di kota Pontianak akan semakin memburu buat kesehatan dan akan berimbas ke negara tetangga Malaysia dan Singapura. Dengan banyaknya hotspot dan pergerakan angin seperti di atas, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan mendapatkan "surat cinta" dari negara tetangga kita yaitu Malaysia dan Singapura. "Surat Cinta" tersebut ditujukan untuk pemerintahan Indonesia mengenai desakan untuk segera memadamkan dan mencegah kebakaran hutan di Indonesia.
Menurut Tempo.Co, Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Alam Malaysia G. Palanivel mengatakan pihak Malaysia melalui Direktur Jenderal Lingkungan Halimah Hassan menulis surat kepada mitranya di Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia. “Surat tersebut menyatakan keprihatinan Malaysia atas peningkatan jumlah titik api yang menyebabkan kabut asap di semenanjung Malaysia sejak 22 Juni,” kata Palanivel seperti dikutip kantor berita Bernama, Rabu, 25 Juni 2014. 
Tapi saat tulisan ini diterbitkan, kota Pontianak beberapa hari terakhir diguyur hujan lebat disertai angin kencang. Mudah-mudahan dengan turunnya hujan tersebut bisa mengurangi titik api yang ada di sekitaran kota Pontianak.



No comments:

Post a Comment